Menjadi Perempuan Indonesia Membuat Saya Bangga
- Annisa Erou
- May 2, 2017
- 3 min read
Setiap orang, termasuk perempuan, dapat memiliki perasaan dan pendapatnya sendiri mengenai segala sesuatu. Dengan demikian, setiap perempuan dapat memiliki perasaan dan pendapatnya sendiri dengan menjadi bagian dari perempuan Indonesia. Bagi saya, menjadi perempuan Indonesia membuat saya bangga.
Perempuan Indonesia memiliki teladan atas figur perempuan-perempuan yang kuat dan hebat sejak dulu hingga saat ini. Kartini, Dewi Sartika, Martha Christina Tiahahu, Cut Nyak Dhien, Sri Mulyani, Susi Pudjiastuti, dan Tri Rismaharini, hanyalah beberapa dari sekian banyak nama dari figur perempuan-perempuan yang kuat dan hebat sebagaimana yang saya maksudkan. Kesemuanya tidak pernah takut untuk menyuarakan pendapat mereka, tidak pernah ragu mengekspresikan diri mereka dan tidak pernah berhenti berkarya.
Perempuan Indonesia banyak belajar justru dari ironi yang sayangnya masih sering mereka alami setiap harinya. Ironi yang menyatakan bahwa perempuan selayaknya menjalani hidupnya berbeda dengan laki-laki, padahal perempuan adalah manusia sebagaimana laki-laki. Bahwa perempuan harus selalu minta izin laki-laki untuk urusan apapun, padahal perempuan adalah manusia bebas dan berhak memiliki keinginan dan memiliki urusan-urusan sebagaimana laki-laki. Bahwa perempuan harus melayani laki-laki, padahal perempuan tidak terlahir sebagai pelayan dari laki-laki dan tidak lebih rendah daripada laki-laki. Bahwa perempuan harus bisa memasak dan mengurus rumah, padahal sebenarnya tidak ada masalah bila laki-laki yang kemudian memasak dan mengurus rumah. Bahwa perempuan harus pintar tetapi tidak boleh terlalu pintar, padahal perempuan punya akses yang sama terhadap pendidikan dan berhak mengoptimalkan kemampuannya dalam bidang pendidikan. Bahwa perempuan tidak boleh pergi bersenang-senang ke kelab malam, berbicara dalam konteks seksual, merokok, bepergian sendirian, maupun mengekspresikan dirinya melalui pakaian sebagaimana yang dikehendakinya, padahal perempuan sejatinya memiliki akal dan dapat memutuskan baik-buruknya sesuatu sebagaimana laki-laki. Perempuan Indonesia banyak dibenturkan oleh persepsi-persepsi menyedihkan yang membatasi diri dan ruang gerak mereka, tetapi dari sana perempuan Indonesia merekonstruksi pemikiran dan mengedukasi pemahaman bahwa hidup perempuan Indonesia tidak ditentukan dan didefinisikan oleh ironi dan mereka tidak harus menjalaninya sesuai dengan ironi yang ada.
Perempuan Indonesia sudah mulai mengerti dan memahami serta menjadi bagian dari feminisme. Bahwa feminisme bukan merupakan gerakan yang bertujuan meninggikan perempuan dan merendahkan laki-laki, melainkan merupakan gerakan yang selalu memperjuangkan setaranya hak dan kedudukan perempuan dengan laki-laki. Bahwa feminisme bukan merupakan gerakan yang mencoba mengubah kodrat perempuan dengan berkedok emansipasi, melainkan merupakan gerakan yang mendukung dan mengantarkan perempuan untuk berani berkarya dan mengekspresikan dirinya sendiri tanpa perlu merasa takut, was-was maupun tertekan hanya karena statusnya sebagai perempuan. Bahwa feminisme merangkul perempuan dan laki-laki, tidak hanya perempuan, tidak hanya laki-laki, tetapi kedua-duanya sekaligus sebagai manusia yang utuh, yang dapat berkehendak bebas dan perlu diberikan sarana dan perlindungan untuk mengembangkan diri mereka masing-masing. Bahwa feminisme adalah bagian dari humanisme dan bahwa feminisme adalah gerakan yang memanusiakan manusia, termasuk perempuan.
Perempuan Indonesia sudah mulai berani bersikap tegas atas prinsipnya, atas keinginannya, maupun atas impian dan angan-angannya. Banyak dari perempuan Indonesia yang kemudian menjadi pilot, polisi, arsitek, politisi, blogger, koki, guru hingga ibu rumah tangga sekalipun, atas dasar keputusannya sendiri.
4 Maret yang lalu, dalam rangka memperingati Hari Perempuan Sedunia yang jatuh pada tanggal 8 Maret setiap tahunnya, saya berkesempatan berkumpul bersama sebagian dari perempuan Indonesia. Saya merasa sangat bersyukur, bangga dan bahagia karena saya dikelilingi oleh perempuan-perempuan Indonesia yang hebat, yang saling menginspirasi satu sama lain dengan menyuarakan pendapat mereka dan mengekspresikan diri mereka sendiri.
Mengenal dan berkumpul dengan perempuan Indonesia serta menjadi bagian dari perempuan Indonesia membuat saya bangga.
---
Tulisan ini dibuat untuk mengingat Women’s March 4 Maret silam, memperingati Hari Kartini beberapa hari yang lalu dan berbagi kesan, pandangan serta pemikiran soal perempuan Indonesia.
Depok, 2 Mei 15.36 WIB,
Annisa Erou

koleksi pribadi

koleksi pribadi

foto Aprillio Akbar, diambil dari http://merahputih.com/post/read/womens-march-jakarta-ramaikan-linimasa-twitter
Kommentit